PEMETAAN DATA DEMOGRAFI BALITA STUNTING DI PUSKESMAS KARANGMOJO II
Abstract
Stunting adalah tinggi badan balita dibawah 2 standar deviasi median pertumbuhan anak. Dampak stunting antara lain meningkatnya angka kesakitan, gangguan kognitif, motorik, verbal, reproduksi dan kapasitas kerja. Menurut SSGI (2021), di 34 provinsi stunting sebesar 24,4 %. SIG merupakan teknologi geospasial digunakan di bidang kesehatan masyarakat (epidemiologi). Tujuan penelitian meliputi mengidentifikasi proses pengumpulan data stunting, membuat pemetaan penyebaran stunting berdasarkan wilayah, dan menganalisa penyebab balita stunting di Puskesmas Karangmojo II dari aspek pendidikan. Penelitian deskriptif pendekatan kualitatif, meliputi cara pengumpulan data sekunder balita stunting tahun 2021 berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal. Rancangan penelitian menggunakan studi kasus untuk menganalisa faktor penyebab stunting dari aspek pendidikan. Aplikasi Quantum GIS 1.8.0 untuk mengolah dan menghasilkan peta persebaran balita stunting. Hasil penelitiannya adalah data balita stunting di Puskesmas Karangmojo II tahun 2021 sebesar 178 kasus dari KMS kegiatan posyandu pedukuhan berjumlah 42. Jumlah balita stunting tertinggi di Kalurahan Bejiharjo. Pada peta menunjukkan visualisasi warna merah dan wilayah terluas (61,84%). Prosentase balita stunting di Kalurahan Bejiharjo (60,67%,) Wiladeg (20,23%), Kelor (14,04%) dan Bendungan (5,06%). Jumlah balita stunting tertinggi usia 2-3 tahun (47,75%). Tingkat pendidikan orangtua berpengaruh pada risiko stunting. Di Bejiharjo (82,44%) tingkat pendidikkan penduduknya belum memenuhi wajib belajar 12 tahun.
Full Text:
103-112Refbacks
- There are currently no refbacks.